BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat
ini, dunia perindustrian di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya tekhnologi yang semakin canggih. Hal tersebut merupakan salah satu
bukti bahwa adanya pembangunan nasional oleh pemerintah Indonesia. Perkembangan
yang pesat ini menimbulkan persaingan-persaingan antar perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan pun harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertahan dalam
persaingan tersebut karena siapa yang hanya stagnan tanpa adanya perubahan akan
mengalami kemerosotan bahkan bisa jatuh dari dunia bisnis.
Setiap perusahaan
mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai dengan memprioritaskan laba yang
maksimal. Semua tujuan tersebut akan tercapai jika ditunjang oleh kebijakan-kebijakan
yang dibuat dan dilaksanakan oleh perusahaan. Kebijakan itu dibuat sebagai
langkah awal atau rencana-rencana mengenai apa yang akan dilakukan oleh
perusahaan untuk dapat bertahan dan meningkatkan konsumennya.
Penjualan merupakan
faktor yang sangat penting dalam dunia bisnis karena dengan banyaknya penjualan
maka akan semakin terpenuhi tujuan dari perusahaan tersebut. Kualitas produk
juga merupakan faktor yang terpenting untuk mempertahankan bahkan untuk
meningkatkan jumlah konsumen dari suatu produk perusahaan. Kualitas suatu
produk maupun tingkat produksi suatu barang tidak luput dari peranan tenaga
kerja yang berperan dalam mengolah atau menciptakan barang dan jasa. Secanggih
apa pun teknologi yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak akan pernah beroperasi
sendiri tanpa adanya sentuhan tangan dari tenaga kerja.
Tenaga kerja yang
dipilih oleh suatu perusahaan tidaklah sembarang orang karena akan sangat
berpengaruh terhadap proses produksi. Perusahaan harus bisa memilih tenaga
kerja bahkan anggaran tenaga kerja pun harus dibuat untuk membantu dalam
rencana atau penetapan struktur organisasi, tingkat upah, pembagian kerja, atau
hal lainnya yang berhubungan dengan tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja kegiatan
perusahan tidak akan berjalan dan tidak akan pernah mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di
atas, penulis tertarik untuk membahas lebih rinci tentang anggaran tenaga kerja
yang sangat penting untuk kelangsungan proses operasional perusahaan. Maka kami
menyusun makalah ini dngan judul “Anggaran tenaga kerja langsung” agar bisa
mengetahui keseluruhan tentang anggaran tenaga kerja langsung dalam perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah perencanaan tenaga kerja dalam suatu perusahaan?
1.2.2
Bagaimana persiapan-persiapan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja?
1.2.3 Apa saja fungsi-fungsi perencanaan dan
pengawasan dari anggaran tenaga kerja?
1.2.4 Bagaimanakah proses penyusunan dan perhitungan
anggaran tenaga kerja langsung?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui perencanaan tenaga kerja dalam suatu perusahaan
1.3.2
Untuk menjelaskan persiapan-persiapan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja
1.3.3 Untuk mengetahui fungsi-fungsi perencanaan dan
pengawasan dari anggaran tenaga kerja
1.3.4
Bagaimanakah proses penyusunan dan perhitungan anggaran tenaga kerja langsung
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis
·
Agar bisa mempelajari lebih dalam
tentang anggaran tenaga kerja
·
Mengetahui tentang tenaga kerja langsung
dan cara penyusunan anggarannya
1.4.2 Bagi Pembaca
·
Dapat mengetahui tentang anggaran tenaga
kerja langsung dalam perusahaan
·
Dapat mempelajari lebih lanjut tentang
tenaga kerja dalam dunia bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan
Tenaga Kerja
Pada
setiap perusahaan tertentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluanburuh.
Buruh atau tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi yang utama dan
yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah
digunakan mesin-mesin. Mesin yang ada dalam sebuah perusahaan tentu saja perlu
ditangani oleh tangan manusia, meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak
yang bersifat otomatis.
Tenaga
kerja yang bekerja dalam sebuah pabrik dibedakan menjadi dua yakni:
1. Tenaga kerja langsung
2. Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga
kerja langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja
dipabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biaya
produksinya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang dagang yang
dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tak langsung pengertiannya terbatas pada
tenaga kerja dipabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi
dan biaynya dikaitkan padabiaya overhead pabrik.
Anggaran
tenaga kerja, seperti halnya Anggaran bahan mentah hanya merencanakan unsure tenaga
kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja
ini selalu dikaitkan dengan anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya.
Perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu
diperhitungkan secara matang oleh pimpinan perusahaan.
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah:
Ø Kebutuhan tenaga kerja
Ø Pencarian dan penariakan tenaga kerja
Ø Latihan bagi tenaga kerja baru
Ø Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi pera tenaga kerja
Ø Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
Ø Pengawasan tenaga kerja
Berbagai
cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang
baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai ketrampilan khusus pada umumnya mudah dicari diIndonesia saat ini.
Tetapi untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik peda salah satu bidang khusus
seperti tenega teknis dan managerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk
mereka perusahaan tidak segan-segan menyediakan perangsang berupa gaji yang
besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa perusahaan besar bahkan
mendapatkannya melalui kaderisasi, umpamanya dengan penawaran beasiswa yang
mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul pada saat
tenaga kerja itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga kerja itu
siap.
Seleksi
tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara. Selain diadakan ujian
tertulis dan lisan juga diadakan psychotest untuk mengetahui secara lebih pasti
siapa yang paling cocok untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi
tenaga kerja bukan untk mencari orang-orang yang berpengalaman, melinkan
mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga
kerja yang sudah berpengalaman selain mahal harganya juga ada kemungkianan
bahwa pengalam yang dimiliki justru tidak sesuai dengan kemungkianan yang ada.
Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari dari pekerjaan merupakan suatu
aktiva bagi perusahaan.
Latihan(training)
biasanya diberikan pada para tenaga kerja yang baru. Latihan ini dapat
diberikan oleh perusahaan sendiri dan dapat pla diberikan oleh lembaga khusus
yang memberikannya secara bersama-sama dengan para tenaga kerja baru
diperusahaan lain. Latihan dapat dilakukan ditempat khusus tetapi dapat pula
dilakukan di tempat bekerja. Latihan yang dilakukan ditempat bekerja sambil
bekerja dikatakan sebagai on the job training.
Sesudah
selesai masa latihan, maka tenaga kerja siapa untuk ditempatkan. Potensi
masing-masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga
perlu adanya evaluasi dan spesifikasi pekerjaan begi mereka.
Semua
aspek diatas tidak hanya berlaku bagi satu tingkatan saja, tetapi pada semua
tingkatan jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja
merupakan komponen yang cukup besar bagi harga pokok barang yang dihasilakan.
Kesalahan para pimpinan dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh
terhadap harga barang yang dihasilakan, sehingga berpengaruh pula terhadap
posisi perusahaan dalam persaingan.
Tenaga
kerja langsung mempunyai sifat-sifat:
ü Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan
secara langsung dengan tingkat produksi
ü Biaya yang dikeluarkan untuk untuk tenaga kerja jenis ini merupakan
biaya variable
ü Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga
kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan denagn produk akhir
ü Yang dikatagorikan sebagi tenaga kerja langsung antara lain adalah
para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi bahan mentah
sampai berbentuk barang jadi.
2.2 Persiapan-Persiapan Dalam
Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja pelu ditentukan terlebih
dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Seringkali
ditemuai dalam praktek yakni satuan hitung atas dasar jam tenaga kerja
langsung. Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat
manning table
Manning
table merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
ü Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
ü Jumlah masing-masing tenaga kerja tersebut pada berbagi tingkat
kegiatan
ü Baigan-bagian yang membutuhkannya
Manning
table disusun sebagai hsil kerjanya secara langsung maing-masing kepala bagian.
Perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan judgment saja , tetapi dapat
pula dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu yang lalu,
dengan berpedoman pada tingkat kegiatan perusahaan. Selain itu lalu dihitung
jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau
masing-masing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsng ini dapat
dihitung denagn berbagai cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu
Analisa
gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka
proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu
penghitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan
dalam rangka proses produksi. Sebagi hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu
ini akan diperoleh waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit
barang tertentu, yang dinyatakan dengan DLH.
Setelah
dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat
perkiraan tentang tingkat upah rata-rata untuk tahun anggaran yang bersnagkutan.
Cara yang termudah untuk mencari tingkat uoah rata-rata per orang per jam buruh
langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga langsung yang diperlukan.
2.3 Fungsi Perencanaan Dan
Pengawasan dari Anggaran Tenaga Kerja
Penyusunan
secar baik dari Anggaran tenaga kerja dapat mendatangkan beberapa manfaat bagi
perusahaan, seperti:
ü Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien Karena rencana yang
matang
ü Pengeluaran biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara
lebih efisien
ü Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat
ü Dipakai sebagi alat pengawasan biaya tenaga kerja
Biaya
tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya
pendekatan yang baik terhadap para buruh sehingga mereka dapat bekerja secara
stabil sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pengawasan terhadapa jasa
buruh dapat diserahkan pada seorang mandor pengawas atau supervisor. Seorang
supervisor bertugas mengawasi dan melaporkan apa yang dilakukan oleh para buruh
yang menjadi tanggungjawabnya. Seorang supervisor perlu membuat laporan yang
bersifat harian atau bulanan.
Contoh:
Setiap jam 10.00 pagi seorang
supervisor membuat laporan tentang kegiatan tenaga kerja untuk hari yang
bersangkutan.
Pada
dasarnya laporan itu berisi:
ü Jam kerja riil
ü Jam standart untuk untuk output riil
ü Variasi waktu yang merupakan selisih antara jam kerja riil dengan
jam standart
Sedangkan
laporan bulanan, bentuknya sama dengan laporan pelaksanaan pada anggaran
produksi dan anggaran bahan mentah
2.4 Anggaran Upah Tenaga
Kerja Langsung
Yang
dimaksud dengan anggaran upah tenaga kerja langsung adalah rencana yang disusun
secara rinci dan sistematis tentang jumlah upah yang akan dibayarkan kepeda
karyawan langsung oleh perusahaan pada periode tertentu yang variable
didalamnya meliputi : a) jenis produk yang dihasilkan b)jumlah masing-masing
produk yang akan dihasilkan c)jumah tenaga kerja yang dibutuhkan d)jumlah waktu
keja yang yang dibutuhkan e)tariff upah per jam atau per hari kerja
f)keterangan waktu atau kapan barang tersebut akan diproduksi. Adapun yang
dimaksud tenaga kerja langsung ialah tenaga kerja yang menaagani proses produksi
dari bahan baku menjadi bahan jadi.
Pendekatan
yang biasa digunakan dalam perencanaan standar waktu tenaga kerja adalah
sebagai berikut:
1. Studi
waktu dan gerakan
2. Biaya
standar
3. Perkiraan
langsung oleh penyelia
4. Perkiraan
secara statistik oleh kelompok staf
2.4.1
Jenis-Jenis Anggaran Tenaga Kerja
Langsung
Anggaran tenaga kerja langsung dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
1. Anggaran
biaya tenaga kerja langsung
Anggaran ini merupakan
bagian dari anggaran tenaga kerja. Secara perincan pada anggaran ini harus dicantumkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah
barang yang diprodusir, yang dilihat dari anggaran produksi.
b. Jam
buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan satu unit barang.
c. Tingkat
upah rata-rata per jam buruh langsung.
d. Jenis
barang yang dihasilkan perusahaan.
e. Waktu
produksi barang (bulan atau kuartal)
2. Anggaran
jam buruh langsung
Anggaran ini merupakan
bagian lain dari anggaran tenaga kerja. Secara terperinci pada anggaran ini
harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis
barang yang dihasilkan perusahaan.
b. Bagian-bagian
yang turut dalam proses produksi.
c. Jumlah
DLH yang diperlukan untuk tiap jenis barang.
d. Waktu
produksi barang (bulan atau kuartal)
2.4.2
Kegunaan anggaran tenaga kerja langsung
Perencanaan biaya dan jam tenaga kerja langsung yang efektif
memiliki keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut:
1. Fungsi
personel dapat ditampilkan lebih efesien karena ada dasar untuk perencanaan
yang efektif, pengerahan, pelatihan, dan penggunaan personel.
2. Fungsi
keuangan dapat ditampilkan lebih efisien karena tenaga kerja sering merupakan
permintaan yang terbesar dalam kas selama setahun tersebut. Dengan mengetahui
perkiraan biaya tenaga kerja langsung memungkinkan pegawai keuangan
merencanakan kebutuhan kas bagi periode interim.
3. Biaya
produksi yang dianggarkan untuk setiap produk (biaya per unit dan total biaya)
mungkin merupakan factor penting dalam beberapa bidang pembuatan keputusan,
seperti kebijakan harga dan negosiasi serikat tenga kerja.
4. Pengendalian
biaya tenaga kerja langsung secara signifikan dipertinggi.
2.4.3 Faktor yang
Mempengaruhi Penyusunan Anggarana Upah Tenaga Kerja Langsung
Anggaran
upah tenaga kerja langsung merupakan salah satu budget yang sangat penting
karena budget upah tenaga kerja langsung menentukan budget harga pokok
produksi. Jadi kalau budget upah tenaga kerj aterlalu tinggi maka budget harga
produksinya tinggi, demikian pula bila terjadi sebaliknya. Sehingga budget
uapah tenag kerja langsung diharapkan benar, tepat atau tidaknya terlalu
menyimpang dari realisasinya. Adapun factor-faktor yang perlu dipertimnbangkan
dan diperhatikan dalam menyusun budgetnya ialah
Ø Anggaran jumlah unit yang kan diproduksi
Ø Semakin besar atau banyak jumlah unit yang akan diproduksi semkin
besar pula jumlah upah tenag kerja langsung yang kan dibayarkan. Demikian pula
bila terjadi sebaliknya, semakin kecil tau sedikit jumlah unit yang kan
diprosuksi, maka akan semakin kecil upah yang akan dibayarkan.
Ø System pembayaran upah yang akan digunakan perusahaan
Ø System pembayaran upah pada hakekatnya dibedakan:
Ø System pembayaran menurut waktu atau jam kerja: Semakin banyak
jumlah jam kerja atau hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan maka
semakin besar pula jumlah upah tenaga kerja langsung yang akan dibayarkan.
Ø System pembayaran menurut unit yang dihasilkan : Besar kecilnya
upah yang akan dibayarkan pada tenaga kerja langsung tergantung pada jumlah
yang akan dihasilkan slama bekerja
Ø System pembayaran upah dengan inisiatif: misalnya perusahaan
menentukan insentif apabila karyawan
bekerja perminggu dapat menyelesaikan 50 dos, mereka akan diberi intensif
Rp.5000
Ø Tarif upah yang ditetapakan perusahaan yang bersangkutan
Ø Masing-masing perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda dalam
penentuan upah karyawannya. Semakin tinggi tariff upah per unit/hari/minggu
akan semakin tinggi budget uapah yang dipersiapkan.
Ø Bentuk Bugdet Upah Tenaga Kerja Langsung
Contoh:
CV Srikandi Malang
Anggaran Upah Tenaga Kerja
Langsung 2010
Ket
|
B.Produksi
|
Waktu kerja per unit
|
Jumlah Tenaga Kerja
|
Upah Kerja Perjam/orang
|
Jumlah Upah Kera Per bulan
|
Jan
|
16.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
720.000
|
Feb
|
15.500
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
472.000
|
Mar
|
17.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
765.000
|
Apr
|
19.500
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
877.000
|
Mei
|
18.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
810.000
|
Juni
|
14.500
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
652.000
|
Juli
|
15.500
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
697.000
|
Agst
|
20.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
900.000
|
Sept
|
16.500
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
742.000
|
Okt
|
15.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
675.000
|
Nop
|
12.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
540.000
|
Des
|
17.000
|
5 jam
|
15 orang
|
3.000
|
787.000
|
|
192.000
|
|
|
|
8.640.000
|
Bentuk
lain dari budget upah tenaga kerja langsung dapat dilihat pada contoh dibawah
ini. PT Karya Makmur bergersk dalam usaha perumahan dengan budget produksi
sebagai berikut:
PT KARYA MAKMUR
Anggaran Produksi tahun 2010
Ket/Bulan
|
Tipe Tanah
|
Jumlah
|
Jan-Maret
|
36/100
|
30 unit
|
|
54/130
|
20 unit
|
April-Juni
|
36/100
|
40 unit
|
|
54/130
|
25 unit
|
Juli-sep
|
36/100
|
30 unit
|
|
54/130
|
30 unit
|
Okt-Des
|
36/100
|
25 unit
|
|
54/130
|
20 unit
|
Tukang
kayu-Rp.30000/hari
|
Tukang
batu-Rp.25000/hari
|
Tukang
kasar-Rp.17500/hari
|
Dari
data tersebut dapat disusun bygdet upah tenaga kerja Langsung sebagai berikut:
PT KARYA MAKMUR
Anggaran Produksi tahun 2010
Bulan
|
Jenis Produk
|
Jumlah Unit
|
Tenaga Kerja
|
Jumlah Upah
|
Total
|
||||
TK
|
TB
|
T.Kasar
|
TK
|
TB
|
T.Kasar
|
||||
jan-mar
|
36/100
|
30
|
450
|
600
|
900
|
13500
|
15000
|
15750
|
44250
|
54/130
|
20
|
400
|
500
|
800
|
12000
|
12500
|
14000
|
38500
|
|
|
82750
|
||||||||
apr-jun
|
36/100
|
40
|
600
|
800
|
1200
|
18000
|
20000
|
21000
|
59000
|
54/130
|
25
|
500
|
625
|
1000
|
15000
|
15625
|
17500
|
48125
|
|
|
107125
|
||||||||
jul-sep
|
36/100
|
30
|
450
|
600
|
900
|
13500
|
15000
|
15750
|
44250
|
54/130
|
30
|
600
|
750
|
1200
|
18000
|
18750
|
21000
|
57750
|
|
|
102000
|
||||||||
okt-des
|
36/100
|
25
|
375
|
500
|
750
|
11250
|
12500
|
13125
|
36875
|
54/130
|
20
|
400
|
500
|
800
|
12000
|
12500
|
14000
|
38500
|
|
|
75375
|
CONTOH-CONTOH PENYUSUNAN
ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG DAN PERHITUNGANNYA
Penyusunan anggaran tenaga kerja
langsung Pabrik Rokok “Kencana” Surakarta
Bagian
produksi/pengolahan, merupakan tempat bekerjanya tenaga kerja langsung yang
terdiri atas:
1. Tukang
linting dengan tangan 854
orang
2. Tukang
potog/gunting dengan tangan 671 orang
3. Tukang
linting dan gunting dengan mesin 10
orang
4. Tukang
longsong bungkus rokok 151
orang
5. Tukang
mengepak rokok 442
orang
Jumlah = 2.128 orang
Bagi
buruh harian diperhitungakn jam kerja sebanyak 7 jam perhari atau 40 jam per minggu.
PENGUPAHAN
Sistem pengupahan pada pabrik rokok
Kencana disesuaikan dengan perjanjian antara SBRI/FBSI dengan PUSPI dan OPS
Rokok Kretek (atau antara wakil dari pihak buruh dengan Persatuan Pengusaha
Rokok Kretek) yakni sebagai berikut:
·
60% sebagai upah harian
·
20% sebagai upah makan
·
20% sebagai upah hadir
Bagi tukang linting dan gunting yang
mengunakan mesin dipakai sistem upah harian, yakni rata-rata Rp 500,00 per
hari. Bagi tukang lainnya adalah cara borongan, yakni sebagai berikut:
1. Tukang
linting dengan tangan:
Upahnya sebesar Rp 115,00 per 1.000
batang rokok, dengan maksimum 3.000 batang. Bila mencapai lebih dari 3.000
batang ditambah upah lembur sebesar 50% untuk setiap 1.000 batang dari tarif
upah tersebut.
2. Tukang
gunting dengan tangan:
Cara pengupahan dan besarnya sama
dengan tukang linting.
3. Tukang
longsong:
Upah sebesar Rp 60,00 setiap 1.000
longsong dengan maksimum 3.000
Longsong. Bila mencapai lebih dari
3.000 ditambah upah lembur sebesar 50%
untuk tiap 1.000 longsong dari tarif upah tersebut.
4. Tukang
pak:
Upahnya sebesar Rp 74,00 untuk setiap bal, dengan maksimum 3
bal. Bila mencapai lebih dari 3 bal, ditambah upah lembur 50% untuk setiap bal
dari tarif upah tersebut.
PENGHITUNGAN STANDAR TENAGA KERJA
a. Penghitungan
standar kerja tukang linting dengan tangan. Karena unit pengepakan untung
tukang linting dengan tangan adalah batangan, maka perlu jumlah produksi yang
ukurannya bal dijadikan batangan:
Jenis rokok
|
Jumlah produksi untuk 1 tahun
|
||
Bal
|
Batang
|
Jumlah
|
|
Rokok @ 12 batang
|
21.778
|
21.778 x 10 x 20 x 12
|
52.267.200
|
Rokok @ 10 batang
|
333.931
|
333.931 x 10 x 20 x 10
|
667.862.000
|
Rokok @ 3 batang
|
7.261
|
7.260 x 10 x 20 x 3
|
4.356.000
|
|
|
Jumlah
|
724.485.200
|
Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu
tahun ada 52 minggu maka dalam satu tahun terdapat 2.080 jam kerja ( 52 x 40
jam).
Jumlah
tukang linting dengan tangan adalah 854 orang.
Hasil
lintingan per jam =
348.300 batang (dibulatkan)
Hasil
lintingan rokok per jam dan per orang =
=
408 batang (dibulatkan)
Dari
perhitungan diatas dapat ditentukan standar waktunya menurut masing-masing
jenis rokok, sebagai berikut (untuk 1 bal):
»
Isi
12 batang = 5,88 jam per bal
»
Isi 10 batang = 4,90 jam per bal
»
Isi 3 batang = 1,47 jam per bal
Setiap
1.000 batang rokok upahnya adalah Rp 115,00 sehingga dapat tentukan tingkat
upah per jam (1 DLH) yaitu Rp 46,92 per DLH
b. Perhitungan
standar tenaga kerja tukang gunting dengan tangan. Jumlah tukang gunting adalah
671 orang. Hasil rokok yang digunting per jam dan per orang adalah: 519 batang (dibulatkan).
Standar waktu dapat ditentukan
sebagai berikut:
Rokok @ 12 batang = 4,62 jam per bal.
Rokok @ 10 batang = 3,85 jam per bal.
Rokok @ 3 batang = 1,15 jam per bal.
Besarnya upah tukang gunting = Rp
115,00 per 1.000 batang rokok, maka dapat ditentukan tingkat upah per jam (1
DLH) yaitu:Rp 59,80 per DLH
c. Perhitungan
standar tenaga kerja tukang linting dan gunting dengan mengunakan mesin ( rokok
@ 10 batang).
Jumlah produsi 1 tahun = 10% x
333.931 bal = 33.393 bal.
Jumlah tenaga kerja = 10 orang.
Hasil rokok yang dilinting dan
digunting dengan menggunakan mesin (@ 10 batang/filter) per jamnya yaitu: 16 bal.
Hasil per jam dan per orang =1,60 bal
Standar waktu untuk menghasilkan 1
bal rokok filter (@ 10 batang) adalah 0,625 jam per bal
Upah per hari = Rp 500,00 jam kerja
1 hari = 7 jam, maka besarnya upah per jam (1 DLH) tukang linting dan gunting
dengan menggunakan mesin adalah sebesar: Rp 71,43 per DLH
d. Perhitungan
standar tenaga kerja tukang longsong
Karena ukuran untuk pengupahan
adalah banyak longsong, maka jumlah produksi dalam bal perlu dijadikan bentuk
longsong, yaitu sebagai berikut:
Jenis rokok
|
Jumlah produksi untuk 1 tahun
|
||
Bal
|
longsong
|
Jumlah
|
|
Rokok @ 12 batang
|
21.778
|
21.778 x 10 x 10
|
4.355.600
|
Rokok @ 10 batang
|
333.931
|
333.931 x 10 x 20
|
66.786.200
|
Rokok @ 3 batang
|
7.261
|
7.260 x 10 x 20
|
1.452.200
|
|
|
Jumlah
|
72.594.000
|
Jumlah tukang longsong = 151 orang.
Hasil longsong bungkus rokok per
jam = 34.900 longsong
Hasil longsong per jam per orang = 231 longsong
Standar waktu untuk menghasilkan 1
bal longsong adalah sebagai berikut:
»
Isi 12 batang = 0,87 jam per bal
»
Isi 10 batang = 0,87 jam per bal
»
Isi
3 batang = 0,87 jam per baal
Besarnya
uaph tukang longsong = Rp 60,00 per 1.000 longsong, maka dapat ditentukan
tingkat upah per jamnya yaitu:Rp 13,86
e. Perhitungan
standar tenaga kerja tukang pak:
Jenis rokok
|
Jumlah produksi( pengepakan)
|
Rokok @ 12 batang
|
21.778 bal
|
Rokok @ 10 batang
|
333.931 bal
|
Rokok @ 3 batang
|
7.261 bal
|
Jumlah 362.970 bal
|
Jumlah tukang pak = 442 orang
Hasil pengepakan per jam = 175 bal (dibulatkan)
Hasil pengepakan per jam dan per
orang= 0,40 bal
Standar waktu pengepakan 1 bal
adalah:2,5 jam per bal
Besarnya upah tukang pak = Rp 74,00
per bal, maka dapat ditentukan tingkat upah per jamnya yaitu: Rp 29,60
DAFTAR RUJUKAN
Adisaputro,gunawan.2008.Anggaran
Perusahaan Buku 1 Edisi 2.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta
Glenn A,dkk.2002.Anggaran Perencanaan
dan Pengendalian laba.Jakarta:Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar